Rak Buku Dinding Minimalis sebagai Alternatif Pilihan Rak Buku Minimalis



Rumah minimalis merupakan jenis rumah yang memanfaatkan lahan maupun ruangan yang sempit dan menyulapnya agar menjadi hunian yang nyaman. Syarat penggunaan furnitur dari rumah minimalis adalah menggunakan furnitur yang seperlunya saja dan tidak berlebihan agar rumah tidak terkesan penuh sesak. Di antara berbagai furnitur yang dapat diaplikasikan pada rumah minimalis, rak buku merupakan salah satunya. Rak buku yang diaplikasikan pada rumah minimalis haruslah rak buku minimalis dan tidak memakan banyak tempat.

Selain rak buku, furnitur yang digunakan pada rumah minimalis harus memenuhi beberapa syarat tertentu agar rumah minimalis Anda tidak tampak sesak maupun pengap. Berikut beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh furnitur untuk rumah minimalis:

1.    Warna netral dan cerah

Pemilihan warna akan mempengaruhi kesan dan suasana yang tercipta pada rumah minimalis. Karena itulah diperlukan pemahaman dan pengertian yang baik terhadap warna agar pemilihan warna yang diaplikasikan pada rumah minimalis tepat. Pemilihan warna yang tepat dengan konsep rumah minimalis akan memberikan kesan yang diinginkan. Untuk rumah minimalis yang ukurannya relatif kecil dan sempit, dibutuhkan warna yang dapat memberikan kesan yang luas. Warna yang cerah akan memberikan kesan yang lapang dan luas. Karena itulah warna yang cerah sangat identik dengan rumah bergaya minimalis. Selain warna yang cerah, pemilihan warna yang netral untuk furnitur dapat dilakukan karena warna yang netral dapat melengkapi dan sesuai dengan warna yang cerah tanpa mengganggu pengaruh yang diberikan oleh suatu warna dengan warna yang lain.

2.    Ukuran tidak terlalu besar

Untuk rumah bergaya minimalis, sangat disarankan untuk memilih furnitur yang ukurannya tidak terlalu besar. Hal ini karena dengan karakteristik rumah bergaya minimalis yang luasannya sempit dan terbatas, penggunaan furnitur yang ukurannya besar hanya akan memberikan kesan yang pengap serta sesak pada rumah. Rumah yang terkesan sesak dan pengap akan menyebabkan berkurangnya kenyamanan rumah minimalis. Apabila salah memilih furnitur, alih-alih memberikan kenyamanan dan keindahan pada interior rumah, Anda justru akan membuat rumah terkesan sesak dan pengap dengan furnitur yang bersangkutan.

3.    Serba guna

Meskipun memiliki luasan yang terbatas, namun penggunaan furnitur pada rumah bergaya minimalis tidak dapat dihindari. Hal ini karena pada rumah minimalis sekalipun diperlukan penggunaan furnitur tertentu yang tidak dapat tergantikan misalnya lemari, tempat tidur atau rak buku. Karena itulah dengan karakteristik rumah bergaya minimalis, sangat disarankan untuk memilih furnitur yang multifungsi dan serbaguna. Dengan kata lain, furnitur tersebut memiliki lebih dari satu fungsi yang dapat dimanfaatkan. Contohnya, meja yang digunakan pada rumah bergaya minimalis juga dapat difungsikan sebagai rak kecil yang dapat digunakan untuk menempatkan barang.

Selain menuntut pengunaan furnitur yang serba guna, rumah bergaya minimalis juga dapat menggunakan furnitur yang dapat ditempelkan di dinding sebagai alternatif. Misalnya penggunaan lemari penyimpanan yang menempel  pada dinding. Selain itu, dapat pula menggunakan rak buku yang menempel pada dinding. Untuk memilih furnitur dengan konsep semacam ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memilih serta membeli furnitur yaitu sebagai berikut:



1.    Sesuaikan ukuran

Meskipun akan menggunakan furnitur yang menempel pada dinding dan memanfaatkan ruang vertikal, namun ukuran furnitur tetaplah menjadi prioritas dalam memilih furnitur mengingat konsep yang digunakan adalah konsep rumah minimalis. Pilihlah furnitur yang ukurannya sesuai dengan bangunan rumah, atau apabila diperlukan pilihlah yang ukurannya proporsional, tidak terlalu besar maupun terlalu kecil. Dengan begitu, selain memberikan fungsi tertentu, furnitur tersebut juga dapat memberikan nilai tambahan terhadap keindahan suatu ruangan di dalam rumah.

2.    Sesuaikan dengan kebutuhan

Pilihlah furnitur yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini merupakan prinsip penting yang harus selalu diperhatikan dalam rumah bergaya minimalis. Ini karena furnitur yang dipilih tidak hanya akan digunakan untuk fungsi tertentu, tetapi juga dapat mempengaruhi keindahan desain suatu ruangan di dalam rumah. Karena itulah sangat disarankan untuk memilih furnitur yang sesuai dengan kebutuhan.Dengan begitu, tidak hanya furnitur tersebut dapat digunakan untuk tujuan spesifik tertentu, furnitur juga dapat memberikan kesan yang indah pada ruangan.

3.    Material yang kuat dan tahan lama

Pilihlah furnitur dengan material yang kuat dan kokoh. Hal ini sangat penting mengingat furnitur tersebut merupakan furnitur yang akan ditempel atau dipasang pada dinding suatu ruangan. Karena akan ditempel pada dinding suatu ruangan, maka beban yang akan didapatkan oleh furnitur yang bersangkutan akan lebih besar dibanding jenis furnitur yang biasa. Karena itulah sangat disarankan untuk memilih furnitur dengan material yang kuat dan kokoh agar mampu menahan beban yang diberikan oleh suatu benda yang ditempatkan di dalamnya. Selain dituntut memiliki kekuatan dan kekokohan, sebaiknya pilih material yang tahan lama agar furnitur dapat digunakan dalam waktu yang lama.

Rak buku merupakan salah satu jenis furnitur yang harus dimiliki terlebih jika Anda merupakan tipe yang suka membaca. Terlebih dengan adanya tren saat ini yang mempopulerkan rak buku yang menempel pada dinding. Selain diambil menfaatnya sebagai alternatif tempat penyimpanan barang, rak buku dinding minimalis juga memberikan nilai estetika tertentu dan menjadi elemen yang penting dari interior sebuah ruangan. Karena itulah rak buku dinding yang digunakan bisa didesain sedemikian rupa agar sesuai dengan konsep ruangan serta dapat menambah nilai estetika atau nilai keindahan dari ruangan.


Kadin Dorong Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Tenaga Kerja


Sumber: infopublik.id
Salah satu tujuan Kadin Indonesia mendorong peningkatan kinerja industri dan perdagangan nasional melalui peningkatan daya saing tenaga kerja. Saat ini, produktivitas tenaga kerja Indonesia masih menghadapi masalah. Dibanding negara lain, produktivitas tenaga kerja Indonesia masih rendah.
Inilah salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah dan pelaku usaha untuk bersama meningkatkan produktivitas dan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar global. Produktivitas dan daya saing adalah dua hal yang saling terkait sehingga penanganannya pun harus dilakukan secara simultan.

Pelatihan Vokasi

Kadin Indonesia menilai peningkatan daya saing industri hanya bisa dicapai dengan dukungan tenaga kerja yang produktif. Untuk mewujudkan hal itu, pelaku usaha mendorong pemerintah untuk lebih gencar melaksanakan program pelatihan tenaga kerja.
Berkaca pada kondisi saat ini, dunia usaha memang sedang tidak kondusif, karena persoalan produktivitas tenaga kerja Indonesia yang relatif rendah. Padahal, pemerintah menaikkan upah pekerja setiap tahun. Sementara produktivitas pekerja seperti jalan di tempat (stagnan).
Peningkatan upah dinilai belum berdampak apapun terhadap perbaikan produktivitas. Padahal, menurut Kadin Indonesia, kenaikan upah seharusnya linier dengan peningkatan produktivitas pekerja, sehingga akan tercipta peningkatan daya saing industri.
Pelatihan ini penting untuk mempersiapkan tenaga kerja lokal agar bisa bertahan dan bersaing di tengah persaingan pasar kerja yang semakin kompetitif. Peningkatan daya saing di bidang industri yang saat ini mendesak dilakukan adalah melalui pelatihan vokasi.
Untuk melaksanakan program pelatihan vokasi, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, antara lain reorientasi, revitalisasi, dan rebranding balai pelatihan kerja milik pemerintah.
Reorientasi merupakan strategi yang bisa dilakukan untuk meninjau kejuruan atau pelatihan sesuai kebutuhan industri. Revitalisasi bertujuan meningkatkan instruktur pelatihan dan metode pelatihan. Sedangkan re-branding dibutuhkan untuk mengubah persepsi bahwa program pelatihan yang diadakan sesuai kebutuhan kerja.
Keberhasilan pelatihan vokasi juga tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah. Perlu keterlibatan antar-instansi pemerintah, swasta, dan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya. Kerjasama antar-pemerintah dan pemerintah-swasta juga dimaksudkan untuk menciptakan satu ekosistem pengembangan SDM yang handal.

Belajar dari Negara Lain

Untuk mewujudkan SDM Indonesia yang produktif dan handal, pemerintah tidak perlu malu belajar dari negara lain. Kadin mendorong  pemerintah untuk belajar pembangunan SDM seperti yang dilakukan Malaysia. Negeri itu butuh waktu sekitar 8 tahun. Tak tanggung-tanggung, enam kementerian dilibatkan dalam pengembangan pendidikan vokasi ketenagakerjaan.
Seperti di Negeri Jiran Malaysia, untuk mencapai hasil maksimal, pelatihan vokasi membutuhkan dukungan semua pihak, terutama sektor industri sebagai users tenaga kerja. Dalam hal ini, ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan pelaku usaha.
Pemerintah juga perlu membuat juknis yang jelas. Misalnya, pelatihan apa yang perlu ditangani oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketiga kementerian harus saling berkoordinasi dan bekerjasama.
Harus diakui, Indonesia masih belum sepenuhnya siap menghadapi Revolusi Industri (RI) 4.0. Padahal, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pekerja itu sendiri. Saat ini, Indonesia tengah menghadapi satu transformasi ketenagakerjaan, dan itu menciptakan tantangan tersendiri bagi dunia ketenagakerjaan nasional.
Ada tiga tantangan yang dihadapi dunia kerja dalam menghadapi transformasi pasar kerja. Pertama, tenaga kerja lokal masih kurang menyadari pentingnya RI 4.0. terhadap pekerjaan dan pelatihan vokasi. Kedua, masih minim kesadaran akan pentingnya peningkatan skill bagi pekerja. Terakhir, masih belum adanya tujuan bersama terkait pembangunan SDM.
Indonesia tengah menghadapi kecenderungan penurunan produktivitas dan daya saing tenaga kerja. Untuk itu, Kadin mendorong penerapan RI 4.0. untuk mengatasi hal itu. Tentu, perlu ada kerjasama yang baik antar-stakeholders terkait. Kerjasama ini penting dalam menyiapkan sistem vokasi yang cocok terhadap kebutuhan kerja.